Sabtu, 18 Februari 2012

You Are My Everything

     Mungkin aku harus ngerasa beruntung banget. Karena, satu hari dalam satu minggu itu rasanya hampir saja aku dipanggil untuk meninggalkan semua ini. Aku belum pernah sakit separah itu, sampe harus dirawat di RS. Sebelumnya aku belum pernah. Saat dokter bilang aku harus istirahat di RS aku menolak, untungnya ayah bilang aku dirawat di rumah aja. Aku sedikit lega. Tapi ternyataaaa, besoknya aku gak menunjukkan keadaan lebih baik. Jadi, aku memang harus dirawat di RS. Sehabis solat subuh gak tau kenapa tiba-tiba aku murung banget sampe akhirnya aku netesin air mata. Mama liat aku, dan bilang "gausah sedih, kamu harus yakin sembuh biar beneran sembuh". Denger itu, aku semakin gak kuat untuk nahan. Tapi, aku masih bisa tahan dan aku hapus air mata yang udah terlanjur membasahi pipiku.
     Lalu aku ke kamar dan berbarin di kasur. Aku tak memikirkan apapun, hanya aku perasaanku down dan rasanya sedih daaan aku menangis lagi. Ya, saat aku sakit mama selalu berada di dekatku. Mamaku pun tau aku menangis lagi. Mama menyemangatiku, tapi itu justru membuatku sangat sedih. Entah mengapa. Tangisku semakin menjadi. Aku gak kuat rasanya harus meninggalkan rumah untuk di RS. Mama bilang tak apa, kamu insyaallah gak dirawat. Tapi apa, mama sedang membereskan bajuku. Aku hanya menangis. Tak bisa berkata apapun.
      Berangkat bersama ayah, dan mama di rumah menjaga 2 adikku yang masih SD. Aku duduk di tengah. Dalam perjalanan aku menangis lagi. Saat berpamitan dengan mama sebelum berangkatpun aku menangis. Aku gak tau apa yang aku rasakan, mungkin takut atau bahkan sangat sedih. Yang jelas, aku selalu menangis saat ingat mama saat di RS. Selama 3hari aku hanya bersama ayah. Tapi saat pagi sampai sore ayah harus bekerja, jadi aku ditinggal sendiri di ruang rawat. Di ruangan itu hanya 2 pasien. Saat istirahat ayah menengokku, 2x balik dari kantornya. Saat menunggu ayah menengokku, aku sangat takut dan sangat sedih. Aku takut umurku tidak panjang karena sakit ini. Aku hanya sakit demam, tapi trombositku turun di bawah normal. Dokter bilang gejalanya hampir mirip dbd, tapi bukan dbd yg aku derita. Apapun penyakitnya, yg jelas aku sangat ketakutan. Aku belum berbuat apapun untuk mama, dan ayah. Aku terus berdoa pada-Nya agar aku diberi kesempatan untuk sembuh dan memperbaiki yg salah di hari kemarin. Terus berdoa, hanya itu yg bisa aku perbuat dalam keadaanku yg lemas dan suhu badan yg panas.
     Di saat itu pula aku menyadari, betapa mama adalah segalanya untukku. Aku sungguh berdosa mengingat aku belum nurut semua omongan mama. Mamaku adalah semangatku. Tanpanya, aku gak bisa apa-apa. Sungguh aku menyadari apa yg selama ini aku lalaikan. Allah mengingatkanku disaat yg tepat. Aku bersyukur, sangat bersyukur aku bisa sembuh bisa kembali bersekolah dan bisa kembali menjalani aktifitasku. Dan yg paling penting, aku harus berusaha untuk nurut sama mama sama ayah dan jadi anak yang bisa mereka banggakan. Aku akan memperbaiki kesalahanku. Aku akan lebih baik dari sebelumnya. Aku sangat bersyukur masih diberi kesempatan untuk memperbaikinya. Ini seperti kesempatan kedua. Dan aku takkan menyia-nyiakannya. Mama, you are my everything♥

0 komentar:

Posting Komentar

© Echo | Powered by Blogger | Happy Day Template designed by BlogSpot Design - Ngetik Dot Com